Selasa, 09 Agustus 2011

Pedoman Penulisan Gelar Akademik

BARUSAN saya menemukan blog yang isinya bagi saya sangat bermanfaat yaitu pedoman alias tata cara penulisan gelar yang berlaku di Indonesia. Artikel itu ditulis oleh Dr. Warsiman, M.Pd. salah seorang Dosen Tetap IAIN Sunan Ampel Surabaya. Silahkan disimak dan semoga bermanfaat.
Kendati hanya persoalan kecil, tetapi kebanyakan orang tidak memahami penulisan gelar yang benar. Penulisan gelar sejatinya tidaklah sesulit yang dibayangkan, tetapi juga tidak segampang yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang.
Berdasarkan aturan kebahasaan, penulisan gelar termasuk kategori pemahaman tentang singkatan. Singkatan adalah kependekkan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya.  Selain itu, dalam buku pedoman umum ejaan yang disempurnakan (EYD), penulisan gelar juga   secara intens disinggung, bahkan disertai beberapa contoh penulisan yang benar. Namun demikian, masyarakat masih saja banyak yang belum memahami dengan baik teknik penulisan gelar yang benar.
Sekarang, marilah kita analisis tentang penulisan gelar ini, agar kita tidak lagi menemui kesulitan di kemudian hari.
Jika dianalisis kata per kata, penulisan gelar dapat dinalar melalui teori singkatan. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana pendidikan, yang ditulis benar, Sarjana Pendidikan (S.Pd.), dan ditulis di belakang nama penyandang gelar. Huruf  “S“ pada kata sarjana, ditulis dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik, merupakan satu kata. Kemudian, huruf  “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf  “D”  ditulis dengan huruf kecil dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf  “D”  ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan dari kata “pendidikan”. Demikian pula singkatan-singkatan gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, juga akan mengalami proses kebahasaan yang sama.
Lain halnya dengan singkatan pada gelar yang tanpa menyertakan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu kata. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana hukum, sarjana ekonomi, dan sarjana pertanian. Jika disingkat, ketiga contoh gelar tersebut hanya terdiri dari huruf awal, dan tanpa menyertakan huruf peluncur yang merupakan bagian dari rangkaian kata, sehingga penulisannya pun terdiri atas huruf per huruf serta masing-masing ditandai dengan tanda baca titik. Dengan demikian, penulisan gelar sarjana hukum, ditulis di belakang nama penyandang gelar dengan singkatan: S.H., sarjana ekonomi ditulis S.E., dan sarjana  pertanian ditulis S.P.. Penulisan-penulisan gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, dan yang hanya terdiri dari dua huruf atau lebih tanpa disertai dengan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian kata, harus mengikuti pola penulisan tersebut.
Berikut ini contoh-contoh penulisan gelar yang benar.
Gelar Sarjana
S.Ag. (Sarjana Agama)
S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
S.Si.  (Sarjana Sains)
S.Psi. (Sarjana Psikologi)
S.Hum. (Sarjana Humaniora)
S.Kom. (Sarjana Komputer)
S.Sn. (Sarjana Seni)
S.Pt. (Sarjana Peternakan)
S.Ked. (Sarjana Kedokteran)
S.Th.I. (Sarjana Theologi Islam)
S.Kes. (Sarjana Kesehatan)
S.Sos. (Sarjana Sosial)
S.Kar. (Sarjana Karawitan)
S.Fhil. (Sarjana Fhilsafat)
S.T. (Sarjana Teknik)
S.P. (Sarjana Pertanian)
S.S. (Sarjana Sastra)
S.H. (Sarjana Hukum)
S.E. (Sarjana Ekonomi)
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
S.I.P. (Sarjana Ilmu Politik)
S.K.M. (Sarjana Kesehatan Masyarakat)
S.H.I. (Sarjana Hukum Islam)
S.Sos.I. (Sarjana Sosial Islam)
S.Fil.I. (Sarjana Filsafat Islam)
S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Islam), dsb.
Gelar Magister
M.Ag. (Magister Agama)
M.Pd. (Magister Pendidikan)
M.Si. (Magister Sains)
M.Psi. (Magister Psikologi)
M.Hum. (Magister Humaniora)
M.Kom. (Magister Komputer)
M.Sn. (Magister Seni)
M.T. (Magister Teknik)
M.H. (Magister Hukum)
M.M. (Magister Manajemen)
M.Kes. (Magister Kesehatan)
M.P. (Magister Pertanian)
M.Fhil. (Magister Fhilsafat)
M.E. (Magister Ekonomi)
M.H.I. (Magister Hukum Islam)
M.Fil.I. (Magister Filsafat Islam)
M.E.I. (Magister Ekonomi Islam)
M.Pd.I. (Magister Pendidikan Islam), dsb.
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
Gelar Sarjana Muda Luar Negeri
B.A. (Bechelor of Arts)
B.Sc. (Bechelor of Science)
B.Ag. (Bechelor of Agriculture)
B.E. (Bechelor of Education)
B.D. (Bechleor of Divinity)
B.Litt. (Bechelor of Literature)
B.M. (Bechelor of Medicine)
B.Arch. (Bechelor of Architrcture), dsb.
Gelar Master Luar Negeri
M.A. (Master of Arts)
M.Sc. (Master of Science)
M.Ed. (Master of Education)
M.Litt. (Master of Literature)
M.Lib. (Master of Library)
M.Arch. (Master of Architecture)
M.Mus. (Master of Music)
M.Nurs. (Master of Nursing)
M.Th. (Master of  Theology)
M.Eng. (Master of Engineering)
M.B.A. (Master of Business Administration)
M.F. (Master of Forestry)
M.F.A. (Master of Fine Arts)
M.R.E. (Master of Religious Ediucation)
M.S. (Mater of Science)
M.P.H. (Master of Public Health), dsb.
Gelar Doktor Dalam Negeri
Penulisan gelar doktor dalam negeri pun sering tidak dipahami dengan benar oleh kebanyakan orang, padahal jika kita mampu menganalisis, tidaklah sulit untuk dapat menemukan jawabannya.
Penulisan gelar doktor dalam negeri sama dengan penulisan gelar-gelar yang lain. Karena huruf  “D” dan “R” merupakan rangkaian satu kata, maka penulisan gelar doktor yang benar adalah: Dr. (Doktor), dan ditulis di depan nama penyandang gelar. Huruf  “D” ditulis dengan huruf besar, dan huruf “R” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik pula.
Selain itu, di Indonesia juga memberlakukan sebutan profesional untuk program diploma. Aturan main penulisan sebutan profesional dalam negeri untuk program diploma ditulis di belakang nama penyandang sebutan profesional tersebut. Perhatikan beberapa sebutan profesional program diploma dalam negeri sebagai berikut.
Program diploma satu (D1) sebutan profesional ahli pratama, disingkat (A.P.);
Program diploma dua (D2) sebutan profesional ahli muda, disingkat (A.Ma.);
Program diploma tiga (D3) sebutan profesional ahli madya, disingkat (A.Md.); dan
diploma empat (D4) sebutan profesional ahli, disingkat (A.).
Akhir-akhir ini sebutan profesional untuk program diploma, sebagaimana yang tertera itu, cenderung diikuti oleh ilmu keahlian yang dimiliki. Sebagai misal, sebutan profesional untuk ahli muda kependidikan disingkat A.Ma.Pd., ahli madya keperawatan disingkat A.Md.Per., ahli madya kesehatan disingkat A.Md.Kes., ahli madya kebidanan disingkat A.Md.Bid., dan ahli madya pariwisata disingkat A.Md.Par.
Selanjutnya, banyak orang bertanya-tanya tentang beberapa gelar doktor luar negeri yang tidak mereka pahami maksudnya, juga tidak mereka ketahui cara penulisannya, sehingga banyak diantara mereka hanya dapat memperkirakan maksud, dan demikian pula cara penulisannya. Karena berdasarkan perkiraan belaka, maka banyak diantara mereka salah menebak maksud serta cara penulisannya.
Penulisan gelar doktor, master, dan sarjana muda dari luar negeri, ditulis di belakang nama penyandang gelar. Sebagaimana penulisan gelar-gelar dalam negeri, penulisan gelar dari luar negeri pun sama. Untuk dapat memahami penulisan yang benar, kita perlu menganalisis kata per kata sebagaimana cara menganalisis kata per kata pada penulisan gelar dalam negeri. Sebagai misal, gelar doctor of philosophy, yang ditulis benar [Ph.D.]. Huruf “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf “H” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf “H” ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan dari kata philosophy, sedangkan huruf “D” ditulis dengan huruf besar sebagai singkatan dari kata doctor, dan diakhiri dengan tanda titik.
Perhatikan beberapa gelar doktor luar negeri yang sering kita jumpai di Indonesia, dan contoh penulisannya:
Ph.D. (Doctor of Philosophy);                       =>               Sigit Sugito, Ph.D.
Ed.D. (Doctor of Education);                        =>               Sigit Sugito, Ed.D.
Sc.D. (Doctor of Science);                             =>               Sigit Sugito, Sc.D.
Th.D. (Doctor of Theology);                          =>               Sigit Sugito, Th.D.
Pharm.D. (Doctor of Pharmacy);                  =>                Sigit Sugito, Pharm.D.
D.P.H. (Doctor of Public Health);                 =>               Sigit Sugito, D.P.H.
D.L.S. (Doctor of Library Science);              =>                Sigit Sugito, D.L.S.
D.M.D. (Doctor of Dental Medicince);         =>                Sigit Sugito, D.M.D.
J.S.D. (Doctor of Science of Jurisprudence). =>               Sigit Sugito, J.S.D., dsb.
Tambahan lagi, penulisan gelar ganda yang kedua gelar tersebut berada di belakang nama penyandang gelar, juga perlu memperhatikan teknik penulisan yang benar. Bahwasanya, selama ini kita sering menjumpai bahkan mungkin, menjadi pelaku sendiri penulisan gelar ganda yang tidak memperhatikan tata cara penulisan yang benar.
Tenik penulisan gelar ganda yang kedua-duanya berada di belakang nama penyandang gelar, banyak terkait dengan penggunaan tanda baca koma (,). Penulisan yang benar adalah setelah nama (penyandang gelar), dibubuhkan tanda koma (,) kemudian diikuti gelar yang pertama, ditulis dengan teknik penulisan yang benar, lalu dibubuhkan tanda koma untuk penulisan gelar yang kedua, dan seterusnya (jika ada gelar-gelar yang lain). Perhatikan beberapa contoh penulisan gelar ganda di bawah ini:
Endra Lesmana, S.Ag., S.H.
Endra Lesmana, S.Pd., S.S.
Endra Lesmana, S.Hum., S.Pd.I.
Jika penyandang gelar memiliki gelar lebih dari dua gelar, dan semuanya berada di belakang nama penyandang gelar, teknik penulisannya pun sama. Perhatikan pula beberapa contoh penulisan gelar yang lebih dari dua gelar di belakang nama penyandang gelar.
Imam Prasodjo, S.S., M.Hum., M.Pd.
Imam Prasodjo, S.Pd., S.S., M.Ed.
Imam Prasodjo, S.Ag., M.E.I., Ph.D.
Penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang ditulis dengan huruf balok (kapital), gelar tetap ditulis sesuai dengan penulisan gelar yang benar. Jika gelar tersebut terdapat huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu kata, sebagai misal, gelar S.Ag., S.Pd., S.Pt., huruf g, d, dan t yang posisinya sebagai huruf peluncur dari rangkaian satu kata, tidak ditulis dengan huruf besar. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini:
Ditulis Benar                          Ditulis Salah                       Juga Ditulis Salah
Hadi Mulya, S.Pd.                   HADI MULYA, S.PD.        HADI MULYA, S.Pd.
Hadi Mulya, S.Ag.                   HADI MULYA, S.AG.       HADI MULYA, S.Ag.
Hadi Mulya, S.Pt.                    HADI MULYA, S.PT.        HADI MULYA, S.Pt.
Di dalam aturan kebahasaan, nama orang tidak dibenarkan ditulis dengan huruf balok (kapital), kecuali untuk kepentingan tertentu. Jika ditulis, huruf balok (kapital) hanya dibenarkan ditulis pada awal kata nama orang. Karena itu, penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang sama-sama ditulis menggunakan huruf balok, tidak hanya salah, tetapi sudah salah kaprah
1 Dr. Warsiman, M.Pd.
Dosen tetap Fakultas Adab, dosen Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan dosen Jurusan Bahasa Indonesia FPBS IKIP PGRI Bojonegoro

Selasa, 02 Agustus 2011

10 Masjid Tertua Di Indonesia...

Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12. Namun sebenarnya Islam sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani umayyah di Asia Barat sejak abad 7.
Datangnya Islam ke Nusantara membawa warna budaya tersendiri, termasuk arsitektur bangunan. Sebagai tempat beribadah kaum muslim, masjid di Indonesia memiliki corak yang beragam, tergantung daerah dibangun dan pendirinya.
Berikut ini adalah 10 masjid tertua di Indonesia:

1. Masjid Saka Tunggal (1288)
Masjid Saka Tunggal terletak di Desa Cikakak Kecamatan Wangon dibangun pada tahun 1288 sebagaimana terukir di Guru Saka (Pilar Utama) masjid. Tapi dalam membuat masjid ini lebih jelas ditulis dalam buku-buku kiri oleh para pendiri masjid ini adalah Kyai Mustolih. Tapi buku-buku ini telah hilang bertahun-tahun yang lalu. Setiap tanggal 27 rajab diadakan ziarah di masjid dan membersihkan makam Kyai Jaro Mustolih. Masjid ini terletak ± 30 km dari kota purwokerto. Disebut Saka Tunggal untuk membangun tiang yang digunakan untuk membentuk hanya satu tiang (tunggal). Menurut Sopani, salah satu pengurus masjid mengatakan bahwa pilar tunggal melambangkan bahwa ALLAH adalah hanya satu ALLAH SWT. Di beberapa tempat terdapat hutan pinus dan hutan lainnya dihuni oleh ratusan monyet jinak dan ramah, seperti di Sangeh, Bali.

2. Masjid Wapauwe (1414)
Masjid ini masih terawat dengan baik. Bangunan aslinya juga menyimpan beberapa benda warisan seperti drum, tulisan tangan Al Quran, skala batu yang beratnya 2,5 kg dan logam perhiasan. Jika drum atau beduk dipukul maka suaranya akan terdengar sampai seluruh desa, mengundang orang untuk datang ke masjid. Kitab suci Al Quran tulisan tangan di masjid ini pernah dipamerkan di Festival Istiqlal di Jakarta.

3. Masjid Ampel (1421)
Masjid Ampel adalah masjid kuno yang berada di bagian utara Kota Surabaya, Jawa Timur. Masjid ini didirikan oleh Sunan Ampel dan di dekatnya terdapat kompleks makam Sunan Ampel. Saat ini Masjid Ampel merupakan salah satu daerah tujuan wisata religi di Surabaya. Masjid ini dikelilingi oleh bangunan dengan arsitektur tiongkok dan arab.
Disamping kiri halaman Masjid Ampel, terdapat sebuah sumur yang diyakini merupakan sumur yang bertuah, biasanya digunakan oleh mereka yang meyakininnya untuk penguat janji atau sumpah.

4. Masjid Agung Demak (1474)
Masjid ini terletak di desa Kauman, Demak, Jawa Tengah. Masjid ini dipercayai pernah merupakan tempat berkumpulnya para ulama (wali) penyebar agama Islam, disebut juga Walisongo, untuk membahas penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak, pada sekitar abad ke-15 masehi.
Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang utama yang disebut Saka Guru. Tiang ini konon berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai 'saka tatal'. Sedangkan bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut saka majapahit.
Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di sana juga terdapat sebuah museum, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat berdirinya Masjid Agung Demak.

5. Masjid Sultan Suriansyah (1526)
Masjid Sultan Suriansyah adalah sebuah masjid bersejarah yang merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Tuan Guru (1526-1550), Raja Banjar yang pertama masuk Islam.
Masjid ini terletak di utara Kecamatan Kesehatan, Banjarmasin Utara, Banjarmasin, daerah yang dikenal sebagai Banjar Lama yang merupakan ibukota Kesultanan Banjar untuk pertama kalinya.
Arsitektur tahap konstruksi dan atap tumpang tindih, merupakan masjid bergaya tradisional Banjar. Gaya masjid tradisional di Banjar mihrabnya memiliki atap sendiri terpisah dengan bangunan utama. Masjid ini dibangun di tepi sungai di Kecamatan Kesehatan.

6. Masijd Menara Kudus (1549)
Mesjid Menara Kudus (disebut juga sebagai Mesjid Al Aqsa dan Mesjid Al Manar) adalah mesjid yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 masehi atau tahun 956 hijriah dengan menggunakan batu dari Baitul Maqdis dari Palestina sebagai batu pertama. Masjid ini terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Mesjid ini berbentuk unik, karena memiliki menara yang serupa bangunan candi. Masjid ini adalah perpaduan antara budaya Islam dengan budaya Hindu.

7. Masjid Agung Banten (1552-1570)
Masjid Agung Banten termasuk masjid tua yang penuh nilai sejarah. Setiap harinya masjid ini ramai dikunjungi para peziarah yang datang tak hanya dari Banten dan Jawa Barat, tapi juga dari berbagai daerah di pulau Jawa.
Masjid Agung Banten terletak di kompleks bangunan masjid di Desa Banten Lama, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang. Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kesultanan Demak. Ia adalah putra pertama Sunan Gunung Jati.
Salah satu kekhasan yang tampak dari masjid ini adalah adalah atap bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda china. Ini adalah karya arsitek Cina yang bernama Tjek Nan Tjut. Dua buah serambi yang dibangun kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.
Di masjid ini juga terdapat komplek makam sultan-sultan Banten serta keluarganya. Yaitu makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa serta dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sementara di sisi utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin.
Masjid Agung Banten juga memiliki paviliun tambahan yang terletak di sisi selatan bangunan inti masjid agung. Paviliun dua lantai ini dinamakan Tiyamah. Berbentuk persegi panjang dengan gaya arsitektur Belanda kuno. Bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek belanda bernama Hendick Lucasz Cardeel. Biasanya, acara-acara seperti rapat dan kajian Islami dilakukan di sini.
Menara yang menjadi ciri khas sebuah masjid juga dimiliki Masjid Agung Banten. Terletak di sebelah timur masjid, menara ini terbuat dari batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24 meter, diameter bagian bawahnya kurang lebih 10 meter. Untuk mencapai ujung menara, ada 83 buah anak tangga yang harus ditapaki dan melewati lorong yang hanya dapat dilewati oleh satu orang. Dari atas menara ini, pengunjung dapat melihat pemandangan di sekitar masjid dan perairan lepas pantai, karena jarak antara menara dengan laut hanya sekitar 1,5 km.
Dahulu selain digunakan sebagai tempat mengumandangkan azan, menara yang juga dibuat oleh Hendick Lucasz Cardeel ini digunakan sebagai tempat menyimpan senjata.

8. Masjid Mantingan (1559)
Masjid Mantingan adalah masjid kuno di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah. Masjid ini didirikan di Kesultanan Demak pada tahun 1559. Ubin untuk lantainya didatangkan dari Makau, Cina. Bubungan atap bangunan gaya termasuk Cina. Dinding luar dan dalam dihiasi dengan piring tembikar bergambar biru, sedang dinding sebelah tempat imam salat dihiasi dengan relief persegi bergambar margasatwa dan penari penari diukir di batu kuning tua.
Pengawasan pekerjaan konstruksi masjid ini tak lain adalah Babah Liem Mo Han.
Di dalam kompleks masjid terdapat makam Sultan Hadlirin, suami dari Kanjeng Ratu Kalinyamat dan adik ipar Sultan Trenggono, penguasa terakhir Demak. Selain itu ada juga makam Waliullah Mbah Abdul Jalil, yang disebut sebagai nama lain Syekh Siti Jenar.

9. Masjid Al-Hilal Katanga (1603)
Masjid ini dibangun pada tahun 1603 masehi pada masa pemerintahan Taja Gowa-24, Aku Manga'ragi Daeng-Manrabbiakaraeng Lakiung atau Sultan Alauddin. Kemudian pada tahun 1605 masjid ini berganti nama Masjid Katangka. Masjid  Al-Hilal Katanga berukuran 14,1 x 14,4 meter dan sebuah bangunan tambahan 4,1 x 14,4 meter. Tinggi bangunan 11,9 meter dan tebal dinding 90 sentimeter.

10. Masjid Tua Palopo (1604)
Madjid Tua Palopo, didirikan oleh Raja Luwu bernama Sultan Abdullah Matinroe pada tahun 1604. Masjid yang memiliki luas 15 m2 ini diberi nama Orang Tua, karena usia yang sudah tua. Sedangkan nama Palopo diambil dari kata dalam bahasa Bugis dan Luwu memiliki dua arti, yaitu: Pertama, makanan yang terbuat dari campuran beras ketan dan air gula. Kedua, memasukkan pasak dalam lubang tiang bangunan. Kedua makna memiliki hubungan dengan proses pembangunan Masjid tua Palopo ini

Rabu, 18 Mei 2011

Indonesia Republik Dangdut

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.[1]
Rhoma Irama menjadikan dangdut sebagai alat berdakwahnya, yang terlihat dari lirik-lirik lagu ciptaannya serta dari pernyataan yang dikeluarkannya sendiri. Hal ini menjadi salah satu pemicu polemik di Indonesia pada tahun 2003, akibat protesnya terhadap gaya panggung para penyanyi dangdut, antara lain Inul Daratista, yang goyang ngebor-nya yang dicap dekaden serta “merusak moral”.
Jauh sebelumnya, dangdut juga telah mengundang perdebatan dan berakhir dengan pelarangan panggung dangdut dalam perayaan Sekaten di Yogyakarta. Perdebatan muncul lagi-lagi akibat gaya panggung penyanyi (wanita)-nya yang dinilai terlalu “terbuka” dan berselera rendah, sehingga tidak sesuai dengan misi Sekaten sebagai suatu perayaan keagamaan.
Dangdut memang disepakati banyak kalangan sebagai musik yang membawa aspirasi kalangan masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan dan kelugasannya. Ciri khas ini tercermin dari lirik serta bangunan lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari napas ini.
Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan kepopuleran dangdut untuk menarik massa. Isu dangdut sebagai alat politik juga menyeruak ketika Basofi Sudirman, pada saat itu sebagai fungsionaris Golkar, menyanyi lagu dangdut.
Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti dangdut hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta meramaikan situasi. Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat. Tempat hiburan dan diskotek yang khusus memutar lagu-lagu dangdut banyak dijumpai di kota-kota besar. Stasiun radio siaran yang menyatakan dirinya sebagai “radio dangdut” juga mudah ditemui di berbagai kota.
“Dangdut Is The Music Of My Country” senandung Project Pop,diiringi hembusan seruling bambu dan tabuhan gendang.Betulkah ?
Mari kita telisik dan telusuri lika-liku perjalanan musik dangdut yang mualanya tertatih-tatih.Acapkali dihina dan tak dianggap.Mungkin nkarena dangdut lebih dekat dengan kaum marginal,pinggiran dan ndeso serta hal-hal disharmonis lainnya.Musik dangdut kampungan.Bahkan disebut setara dengan maaf ….tahi anjing,seperti polemik seru yang terjadi antara Benny Soebardja dari grup rock Giant Step Bandung dan Oma Irama,panglima Soneta Group.
Tak terbantahkan jika kita menelisk silsilah dangdut maka kita akan sampai pada sebuah kuala bernama iraman melayu.Mungkin masih ingat kedigjayaan irama Melayu bisa ditoreh dari penyanyi S Effendi yang pada  dasawarsa 1960-an berhasil mengembalikan supremasi irama melayu dari Malaysia ke Indonesia.
Melalui dendangnya pada lagu Bahtera Laju Said Effendi berhasil menempatkan dirinya sebagai pelantun irama melayu nomor wahid negeri ini. Tak hanya meminggirkan ketenaran  P Ramlee, penyanyi irama melayu dan bintang film dari negeri jiran tersebut, tapi yang lebih ekstrem justeru merebut selaksa para  penggemarnya. Puteh Ramlee yang mengaku keturunan Aceh itu beberapa tahun sebelumnya pernah berjaya antara lain lewat lagu Engkau Laksana Bulan dan Azizah. Selama beberapa tahun irama melayu berkiblat ke Malaysia. Bahkan hebatnya P  Ramlee pun  membintangi beberapa film layar lebar bersama pasangannya Kashma Boothi. Kesohoran P.Ramlee kian berkibar saja disini. Pendek kata,Ramlee menjadi sebuah prayojana penting yang tak terbantahkan sama sekali (saat itu).
Ada pun Said Effendi yang disangka adalah penyanyi dari negeri jiran karena cengkok melayunya yang super medok,awalnya merintis karir sebagai penyanyi lagu-lagu gambus bersama iringan orkes gambus Al Wardah.Tak heran memang,Effendi sebetulnya merupakan ketuirunan Arab dari Bondowoso, Jawa Timur. Alunan suaranya yang merdu lalu kerapkali terdengar melalui gelombang  RRI Jakarta. Dengan iringan orkes studio Jakarta yang dikomandani almarhum pimpinan Sjaiful Bahri nama Said Effendi membumbung tinggi melalui sdederet lagu yang diguratnya  semisal: Bahtera Laju, Timang-timang, dan Fatwa Pujangga. Terlebih lagi saat Effendi pun menyenandungkan lagu bertajuk  Semalam di Malaya (karya Syaiful Bahri) dan Diambang Sore (karya Ismail Marzuki).
Said Effendi bahkan mulai  membentuk orkes melayu Irama Agung, dikuti sukses  Effendi menyanyikan lagu karya Husein Bawafie Seroja . Keberhasilan seorang said  Effendi sebenarnya merupakan titik kulminasi dari perjuangan para penyanyi lagu melayu di Indonesia.Hal ini pun diakui oleh  Zakaria , pimpinan orkes melayu Pancaran Muda yang menaruh perhatian besar terhadap perjalanan irama melayu. Menurut Zakaria , penyanyi  A Harris sebelumnya telah memecahkan masa stagnasi melalui  lagu bertajuk Kudaku Lari, Doa Ibu, Lamunanku, Alam Nirmala, dan Jaya Bahagia .Lagu lagu itu ditulis sekaligus disenandungkannyabersama iringan orkes melayu Bukit Siguntang yang juga dibentuk dan dipimpinnya.
Sukses lagu Seroja yang menggumpal ternyat justeru menarik minat sutradara Nawi Ismail untuk menarik Said  Effendi bermain ke layar sinema berdasrkan judul lagunya “. : Seroja.
Selain Nawi Ismail,lalu muncul sutradara Asrul Sani alamarhum yang juga menawari Said  Effendi membuat film Titian Serambut Dibelah Tujuh. Langkah langkah semacm ini jelas makin memperkokoh popularits Said  Effendi di Indonesia  dan Malaysia.
Bahkan terjadi pukla lomba  “mirip bintang” yang digelar di sini dan akhirnya sukses  memilih Ridwan Amin sebagai vokalis yang suaranya mirip Said  Effendi. Begitupula yang terjadi di negeri jiran,telah  terpilih pula  Achmad Zais,sosok yang memiliki suara bak pinang dibelah dua dengan Said Effendi. Walaupun, Achmad Zais lebih beruntung karena  sempat bernyanyi secara duet  dengan Said Effendi tatkala Effendi bermuhibah ke Malaysia ,lewat   lagu Jumpa Mesra. Penampilan terakhir Effendi di layar perak adalah lewat film Pesta Musik Lobana karya Misbah Yusa Biran. Di sini ditampilkan beberapa band remaja top masa itu karena eranya telah bergeser dari irama melayu ke musik hiburan,istilah yang digunakan saat itu untuk genre musik pop. Akhirnya sosok Said Effendi juga mulai terlupakan khalayak. Zaman berganti,dan tren pun berubah.
Jika kita mundur ke belakang, sejak dasawarsa 1950-an, Indonesia mempunai sosok-sosok yang cukup sohorl sebagai penyanyi melayu. Misalnya Emma sangga, Hasnah Thahar, Juhana Satar, Suhaemi, A Chalik, M Syaugi, dan A Harris. Yang disebut terakhir ini pernah mencuri perhatian publik irama melayu lewat lagu India, Awarahum, dan Munif Bahasuan menyanyikan lagu O Petaji. Kedua lagu itu sampai kemari lewat film yang dibintangi aktor Huindustani yang berparas tampan  Raj Kapoor .
Pada dasawarsa 1960-an penghibur yang menuai popularitas yaitu  Ellya Agus (kelak berubah menjadi Ellya Khadam), Ida Laila, A Rafiq, M ashabi, Munif Bahasuan, Elvie Sukaesih, Ahmad Basahil, Muchsin Alatas, Oma Irama, dan Mansyur S.Di paruh dasawarsa  1970-an mulailah muncul para penguasa zona dangdut seperti Oma Irama, Elvie Sukaesih, dan Mansyur S Uniknya Oma Irama yang kemudian mengganti nama menjadi Rhoma Irama disebut Raja Dangdut dan Elvie Sukasesih sebagai Ratu Dangdut.Kedua sosok “berkuasa” tanpa kerajaan ini mulai menyihir khalayak dengan sederet lagu-lagu dangdutnya.
Lalu inilah sederet  orkes melayu dan pimpinannya yang kondang  pada kurun waktu  1950-1960 yaitu  OM Sinar Medan pimpinan Umar Fauzi Aseran (yang merupakan leburan orkes gambus Al Wardah), OM Kenangan pimpinan Husein Aidid (leburan orkes gambus Al Waton), OM Bukit Siguntang pimpinan A Chalik, dan OM Irama Agung pimpinan S Effendi (1950-1960), pada periode ini di jalur musik hiburan muncul grup band Dolok Martimbang, Riana, Teruna Ria, Eka Jaya Combo, Koes Bersaudara, dan Los Suita Rama.
Selanjutnya pada dasawarsa 1960-an hingga awal 70-an mencuat  adalah OM Sinar Kemala pimpinan A Kadir, OM Kelana Ria pimpinan Adi Munif, OM Chandralela pimpinan Husein Bawafie, OM Pancaran Muda pimpinan Zakaria, dan OM Ria Bluntas pimpinan Ahmad Basahil. Sampai pertengahan dekade 1970-an tercatat OM Purnama pimpinan Awab Abdullah, dan OM Soneta pimpinan Oma Irama asal Tasikmalaya.
Orkes Melayu Bukit Siguntang banyak melahirkan lagu-lagu hit seperti Burung Nuri (A Chalik) dan Dunia (Suhaemi). Juga yang tak boleh dilupakan adalah ketenaran  sosok  Munif Bahasuan juga pernah melejit  melalui lewat lagu karyanya bertajuk Bunga Nirwana.Di tengah dasawarsa 70-an lagu ini dipopulerkan kembali oleh Sam bersama kelompok D’Lloyd pimpinan Bartje Van Houten.
Namun badai musik pop pun datang meneerpa keberadaa orkes melayu.Orkes Melayu tersudut dengan menggelegaknya musik rock’nroll  pada dasawarsa 1960-an.Demikian pula musik  pop riuh rendah  oleh band band anak-anak muda yang  dilengkapi dengan peralatan musik mutakhir ,  seperti Teruna Ria (pimpinan Zaenal Arifin), Eka Jaya Combo (Rudy Rusadi), Eka Sapta (Bing Slamet), dan Koes Bersaudara (Tony Koeswoyo).
Barometer  kesuksesan  mereka ini adalah ketika tampil dalam sebuah perhelatan musik akbar yang berlangsung di Istora Senayan, dan trenyuhynya musik melayu masih tetap setia di pinggiran. Para penyanyi pop papan atas menuai keberhasilan tiada tara , sebut saja misalnya Ida Royani (Sado Angkasa karya Aman Doris dan Jangan Duduk di Depan Pintu-karya Zakaria). Sukses kemudian diraih Ida Royani karena setelah menyanyikan lagu Jangan Duduk di Depan Pintu ia berduet dengan Benyamin dalam lagu-lagu bertema gambang modern yang menjadikannya terkenal.
Ada juga penyanyi  Mus Mulyadi membawakan lagu Hitam Manis-karya R Asmi dan Seminggu di Malaysia-karya Zakaria. Hampir semua band yang dikenal sebagai pembawa jenis sebagai pembawa jenis musik pop terjun kedalamnya.Ini terjadi secara massal pada tahun 1974,atas gagasan Eugene Timothy pemilik label raksasa saat itu Remaca Ada Koes Plus, Bimbo, D’lloyd merekam lagu-lagu pop melayu termasuk grup rock asal Surabya AKA Group yang dipimpin Ucok Harahap . Sejak itu Remaco mengharuskan semua grup musik yang rekaman di sana untuk memasukkan satu lagu pop melayu dalam albumnya. Tugas ini dipercayakan kepada Zakaria. Pada masa inilah muncul nama-nama beken seperti Tetty Kadi (Kasih Diambil Orang) Rhoma Irama (Anaknya Lima berduet dengan Inneke Kusumawati), dan Titiek Sandhora (Boleh-boleh Jangan dan Pura-pura Benci). Lagu-lagu tersebut merupakan hasil karya karya Zakaria.
Hingga akhirnya sukses besar yang berhasil diraih penyanyi  Ellya Agus menyanyikan lagu karangannya sendiri Kau Pergi Tanpa Pesan dan Munif Bahasuan menyanyikan lagunya sendiri Bunga Nirwana di Istora Senayan dengan iringan band paling top masa itu Eka Sapta yang didukung Bing Slamet,Idris sardi,Ireng maulana,Darmono,Itje Kaumonang dan Benny Mustafa van Diest. Pertnjukan musik terbesar itu  ternyata  diluar dugaan  memperoleh perhatian besar  masyarakat Jakarta dan sekitarnya.Mungkin karena menampilkan penyanyi yang gtengah naik daun seperti Tetty Kadi, Ernie Johan, Lilis Suryani, Pattie Bersaudara, Tom & Dick
Peristiwa itu menjadi istimewa karena untuk pertama kalinya sebuah band mengiringi penyanyi melayu sehingga dianggap sebagai come back-nya irama melayu dalam blantika musik Indonesia dan untuk pertama kalinya pula sistem playback diperkenalkan kepada masyarakat. Lagu Kau Pergi Tanpa Pesan kemudian direkam Remaco dengan iringan orkes melayu Chandralela pimpinan Husein Bawafie dan terkenal luas karena menjadi makanan empuk radio-radio non RRI yang jumlahnya bak jamur di musik hujan.
Pada 1968 Orkes Melayu Pancaran Muda pimpinan Zakaria menggelar pertunjukan di Istora Senayan Jakarta bersama Zaenal Combo pimpinan Zaenal Arifin dalam rangka ulang tahun RRI. Lilies Suryani saat itu sedang beken dengan lagu Bulan Purnama menjadi jagoan OM Pancaran Muda di samping nama -nama lainnya seperti Juhana Satar, R Sunarsih, Elvie Sukaesih, dan Zakaria sendiri. Zaenal Combo yang didukung Enteng Tanamal dan Fuad Hasan justeru mengiringi Tetty Kadi, Alfian, Ernie Johan, dan Pattie Bersaudara.
Oma yang pernah menjadi penyanyi pop dan rock mulai menerjuni dangdut secara genial.Oma memanfaatkan elektrifikasi pada perangkat band dalam ramuan orkes melayunya.OmIa melakukan perombakan besar-besaran dalam hal instrumentasi, syair, bahkan kostum pemusiknya.Kelak Oma mulai menyusupkan ruh musik rock dalam tatanan musik dangdutnya itu.
Akibat yang nyata, irama melayu memperoleh predikat yang tepat yaitu dangdut.Sebuah istilah yang dirujuk dari efek suara gendang yang menjadikan irama ini memiliki ciri khas karena mengundang orang untuk bergoyang. Untuk bisa berbuat seperti itu, tentu bukan pekerjaan orang baru. Irama telah menekuni irama melayu dan hiburan sekitar lima tahun. Sejak tahun 1960 ia sudah menyanyi dengan berbagai grup musik melayu. Kesempatan pertama merekam suaranya baru diperoleh pada tahun 1960 bersama orkes melayu Chandraleka pimpinan Umar Alatas. Namun karena rekaman ini tidak berhasil mencuatkan namanya, ia pun pindah ke orkes melayu Purnama pimpinan Awab Abdullah. Belum puas, ia pun pindah ke orkes melayu Pancaran Muda pimpinan Zakaria yang merekam suaranya lewat lagu Di Dalam Bemo karya Zakaria berduet dengan Titing Yani. Dan sampai awal dekade 1970-an namanya masih tetap belum dikenal masyarakat. Masuknya Oma Irama pada zona musik pop bermula ketika menyanyikan lagu Anaknya Lima karya Zakaria bersama band Zaenal Combo pimpinan Zaenal Arifin. Di sini Oma  yang banyak terpengaruh Paul Anka berduet dengan Inneke Kusumawati. Selanjutnya Oma Irama  berkolaborasi dengan band Galaxi pimpinan Jopie Reinhard Item yang beraliran rock.Jopie pernah ikut mendukung Empat Nada hingga Eka Sapta.
Dengan amunisi yang cukup pada akhirnya Oma Irama mulai membentuk orkes melayu Soneta pada awal tahun 1973. Dari sinilah terobosan terobosan yang jadi bagian dari eksperimentai musiknya melesat cepat bak anak panah..”Begadang”,”Penasaran”,”Darah Muda” dan banyak lagi lainnya mulai mengepung kuping khalayak negeri ini.
Secara perlahan tapi pasti,dangdut mulai menerobos ke atas tak hanya untuk golongan menengah kebawah belaka.Dangdut bahkan bisa pula mencapai undakan sebagai jatidiri bangsa..Dangdut mulai ada dimana-mana.Termasuk di layar kaca TV,media elektronik yang pernah alergi terhadap virus dangdut,dan tak salah jika Indonesia di sebut Negara Negara Dangdut,yang mana music dangdut bisa di nikmati dari akar rumput sampai golongan atas,dan musik paling Indonesia adalah musik dangdut
Maka berdendanglah Projerct Pop : Dangdut Is The Music Of My Country.My Country…….”.Jelas tak terbantahkan.
Sumber : Wikipedia.com. dan Dennysak.multiply.com

Senin, 02 Mei 2011

Tupoksi Staf Bidang Anggaran di DPPKD Kab. Semarang

  • Bidang Anggaran mempunyai tugas, pokok dan fungsi yaitu :
    • Mempersiapkan KUA - PPAS sebagai dasar untuk menyusun dokumen APBD Penetapan dan Perubahan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
    • Menyusun Nota Keuangan sebagai dasar dari Raperda Penetapan APBD
    • Merencanakan, menyusun dan menganalisa kebutuhan belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal
    • Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Anggaran.

Empat Kiat Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah

Jika Anda tinggal di kota yang udaranya dingin, atau menghabiskan banyak waktu di tempat ber-AC, bibir pecah-pecah adalah salah satu masalah yang kerap muncul. Tapi jangan khawatir, kami tahu cara mengatasinya.

1. Jangan menjilat bibir
Air liur menguap denga cepat dari bibir, dan ini akan menyebabkan bibir kita menjadi semakin kering. Jika Anda memiliki kebiasaan menjilat bibir, hindari penggunaan lipbalm rasa buah. Pilihlah yang pahit agar Anda tak tergoda.

2. Selalu sedia lip balm
Jangan pernah tinggalkan lip balm alias pelembab bibir. Bawalah ke mana pun Anda pergi, dan oleskan ke bibir dan sekitarnya saat sudah mulai terasa kering. Pelembab bibir yang paling baik adalah yang mengandung beeswax, shea butter, dan SPF untuk melindungi bibir dari paparan sinar matahari.

3. Ritual sebelum tidur
Jangan hanya menggosok gigi, mencuci muka, dan memakai pelembab sebelum tidur. Agar bibir tetap sehat, indah, dan terhindar dari kekeringan, biasakan melakukan ritual ini setiap malam sebelum tidur. Ambil handuk kecil, dan basahi dengan air hangat. Lalu gosokkan handuk basah tersebut perlahan-lahan pada bibir untuk mengelupas kulit mati penyebab bibir pecah-pecah. Setelah terasa halus, oleskan pelembab bibir. Pelembab ini akan bekerja menutrisi bibir selama kita tidur.

4. Banyak minum
Anda pasti sudah tahu bahwa kita harus minum setidaknya delapan gelas air putih setiap hari, kan? Bibir yang kering adalah salah satu cara tubuh memberi sinyal bahwa ia kekurangan cairan. Jadi, jangan hanya melembabkan dari luar (dengan cara mengoles lip balm), tapi lembabkan juga dari dalam dengan bantuan air mineral.